|
Gambar Ilustrasi merasakan masakan |
Seorang ibu sedang masak di dapur kesayangannya, bumbu-bumbu
telah disiapkan, garam, gula, bawang dan lain sebagainya. Bumbu terakhir yang dia masukkan adalah garam,
kemudian dirasakan masakannya. Pada saat dia merasakan dia akan menggunakan
rasa yang dia yakini untuk menentukan apakah bumbu yang dia masukkan sudah
tepat atau belum. Setelah dirasakan dia merasakan bahwa masakan yang dibuat
kurang asin, maka apa yang diperbuatnya adalah menambah garam dan kemudian
dirasakan lagi hingga masakan itu terasa pas sesuai dengan yang diinginkan.
Seorang tukang kayu saat menghaluskan kayu juga demikian. Yang
pertama yang dilakukan adalah menghaluskan kayu sedikit demi sedikit hingga
rata, setelah semua rata terkena alat penghalusnya dia tidak akan berhenti
begitu saja, tentu akan merasakan dengan tangannya dan diraba semua permukaan
kayu apakah benar benar halus, jika ada yang kurang pasti akan diperhalus lagi
hingga semuanya terasa halus.
Dalam setiap pekerjaan atau perbuatan rasa itu sangat
penting, karena dia adalah penilai pertama dari diri kita sendiri untuk menilai
pekerjaan atau perbuatan kita sebelum pekerjaan atau perbuatan kita dinilai
oleh orang lain. Tuhan telah memberikan pada kita pendengaran, penglihatan dan
hati yang salah satu fungsinya adalah untuk merasakan. Rasa dapat menilai apakah perbuatan kita sudah
benar, apakah pekerjaan kita sudah sesuai atau belum. Rasa dibentuk oleh kebenaran-kebenaran yang
kita sepakati sendiri. Contoh seorang ibu yang memasak diatas sadar atau tidak
sadar dia telah sepakat bahwa rasa masakan yang benar adalah apa yang dirasakan
dari pengalaman sebelum. Juga seorang tukang kayu, dia mempunyai rasa bahwa
kayu itu sudah halus atau belum sesuai yang diyakininya.
Seorang cleaning service, hasil dari
pekerjaannya adalah bersih. Bisa dirasakan dari penglihatannya. Maka jika
penglihatannya masih merasakan bahwa pekerjaannya belum maksimal dalam
membersihkan, maka seharusnya cleaning service tersebut menuntaskan
pekerjaannya. Sesungguhnya raasa terhadap suatu kebenaran itu universal atau
memilki standart yang sama di masyarakat.
“Hisablah diri kalian
sendiri sebelum kalian dihisab. Dan bahwasannya hisab itu akan menjadi ringan
pada hari kiamat bagi orang yang menghisab dirinya di dunia”. Umar ibn
Al-Khattab r.a
Nilailah pekerjaanmu sebelum pekerjaanmu dinilai oleh
pimpinanmu. Maka jika kamu sudah menilai dengan benar pekerjaanmu dengan rasa (pendengaran, penglihatan dan hati) maka akan terasa ringan dikemudian
hari. Tapi jika tidak demikian akan ada kemungkinan kamu akan mengulang
pekerjaan itu lagi sehingga akan terasa berat.